Tampilkan postingan dengan label Pakaian Adat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pakaian Adat. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 September 2016

34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 5

Artikel ini adalah artikel terakhir, atau lebih tepatnya bagian ke lima dari artikel 34 Pakaian Adat Indonesia.

Jika di artikel sebelumnya kita telah membahas beragam jenis pakaian adat dari Provinsi di Pulau Sulawesi, maka di kesempatan artikel kali ini kita akan mengulas tentang pakaian adat dari provinsi-provinsi di Bagian Timur Indonesia.


Pakaian Adat Indonesia
Ya, yang akan kita bahas

Selasa, 27 September 2016

34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 4

Artikel ini adalah artikel lanjutan, atau lebih tepatnya bagian ke empat dari artikel 34 Pakaian Adat Indonesia. Jika di artikel sebelumnya kita telah membahas beragam jenis pakaian adat dari Provinsi di Pulau Kalimantan, maka di kesempatan artikel kali ini kita akan mengulas tentang pakaian adat dari provinsi-provinsi di Pulau Sulawesi.


Pakaian Adat Indonesia
Untuk diketahui, saat ini secara

Senin, 08 Agustus 2016

Pakaian Adat Jawa Tengah : Keseharian dan Pakaian Pengantin

Suku Jawa merupakan suku mayoritas masyarakat Indonesia. Dengan populasi lebih dari 100 juta jiwa, budaya Jawa menjadi budaya yang paling dikenal di Nusantara. Budaya Jawa sendiri terdiri atas banyak elemen yang menyusunnya, salah satunya adalah pakaian adat. Pakaian adat suku Jawa sendiri memiliki banyak motif dan model. Salah satu di antaranya yang hingga kini masih tetap lestari karena

Minggu, 07 Agustus 2016

Pakaian Adat Papua Barat, Nama, Gambar, dan Penjelasannya

Provinsi Papua Barat adalah sebuah provinsi di ujung barat Pulau Papua yang berdiri sejak 18 April 2007 lalu. Dilihat dari beberapa karakteristik, budaya dari masyarakat provinsi ini sebetulnya tidak jauh berbeda dengan budaya masyarakat Provinsi Papua, mengingat secara umum meski suku-suku yang mendiami kedua provinsi ini sangat beragam namun kedekatan mereka dengan alam tetap tak dapat

Sabtu, 06 Agustus 2016

Pakaian Adat Sulawesi Barat khas Mandar

Pakaian Adat Sulawesi Barat khas Mandar


Seni Budaya Indonesia │ Sulawesi Barat adalah provinsi pecahan Sulawesi Selatan yang baru berdiri 5 Oktober 2004 lalu. Provinsi ini dihuni oleh banyak suku bangsa di antaranya suku Mandar, Toraja, Bugis, Makassar, dan lain sebagainya, akan tetapi suku yang paling mendominasi di wilayah ini adalah Suku Mandar dengan jumlah hampir 50% dari total populasi penduduknya. Oleh karena hal ini, ketika kita bicara mengenai budaya Sulawesi Barat, maka kita tak akan lepas dari suku Mandar, begitupun ketika kita membicarakan tentang pakaian adat Sulawesi Barat. 

Pakaian adat Sulawesi Barat khas Suku Mandar bernama Busana Pattuqduq Towaine. Berikut ini adalah gambar pakaian adat tersebut sebagai ilustrasi bagi Anda. 



1. Pakaian Adat Wanita Sulawesi Barat 

Pakaian adat Pattuqduq Towaine biasanya dikenakan wanita Mandar Sulawesi Barat pada saat upacara pernikahan atau saat sedang menarikan tari tradisional Patuqdu. Khusus untuk yang dikenakan pada saat pertunjukan tarian, busana ini terdiri atas 18 aksesoris, sementara untuk busana pengantin terdiri dari 24 aksesoris. Kesemua aksesoris tersebut dapat digolongkan menjadi 5 bagian yaitu pakaian utama, penghias kepala, perhiasan badan, dan perhiasan tangan. Berikut ini penjelasan dari masing-masing bagian tersebut. 


a. Pakaian Utama 

Pakaian utama terdiri dari baju rawang boko (baju pokkoq) sebagai atasan dan lipaq saqbe sebagai bawahan. Baju boko adalah semua baju kurung sebatas lengan yang umumnya dibuat dari bahan kain berwarna cerah. Sementara lipaq saqbe adalah sarung sutra khas mandar yang dibuat menggunakan teknik tenun tradisional. Sarung lipaq saqbe dapat dibuat dengan beragam motif, di antaranya sureq maraqdia (corak raja), sureq pangulu (corak penghulu), sureq batu dadzima (corak biji delima), sureq puang limboro (corak pappuangang limboro), sureq puang lembang, dan lain lain. Selain sebagai penambah nilai estetika, motif-motif sarung pada pakaian adat Sulawesi Barat ini dapat berfungsi sebagai identitas sosial. Baca Juga : Pakaian Adat Papua 

b. Penghias Kepala 

Untuk mempercantik penampilan rambut dan melengkapi keindahan pakaian adat Sulawesi Barat yang dikenakan, para wanita Mandar umumnya akan menambahkan beberapa hiasan di sanggulan rambutnya. Hiasan tersebut terdiri atas bunga emas dan gal (bunga melingkar yang digunakan sebagai bando). Dalam pemakaiannya, ada aturan adat yang mengatur pemakaian hiasan ini berdasarkan status sosial pemakainya. 

c. Perhiasan Badan 

Selain menggunakan perhiasan bunga di kepala, ada pula beberapa perhiasan badan lainnya yang dikenakan para wanita sebagai pelengkap pakaian adat Sulawesi Barat khas suku Mandar yang digunakan. Perhiasan badan tersebut antara lain kawari (perisai), tombi diana (rantai uang logam), tombi sare-sare (hiasan kain segi empat berwarna merah dan hijau), dali (anting) dan tombi tallu. Kawari adalah perisai khas wanita Mandar yang biasanya dikenakan di sekitar pinggul. Ada aturan tersendiri mengenai pemakaian kawari. Jika dikenakan 4 buah maka yang memakainya berarti golongan bangsawan, sementara jika dikenakan 2 buah yang memakainya berarti golongan tau pia beasa (orang biasa). 


d. Perhiasan Tangan 

Khusus untuk perhiasan lengan dan tangan, wanita Mandar mengenal banyak ragam pernik. Berikut ini perlengkapan perhiasan tersebut. Gallang Balleq adalah sepasang gelang berukuran 15 -  20 cm yang dipakai dikedua tangan. Poto adalah gelang kecil yang dikenakan di kedua lengan untuk mengapit gelang besar. Jima Salletto adalah gelang lebar yang diikatkan pada bahu. Teppang adalah gelang yang diikatkan di bawah Jima Salletto. Jima maborong adalah gelang pengganti Jima Salletto yang khusus dikenakan oleh wanita golongan bangsawan. Kaliki adalah ikat pinggang. Sima-simang adalah gelang yang bulirannya berjumlah 8 berukuran sebesar kelereng. 

2. Pakaian Adat Laki-Laki Sulawesi Barat 

Berbeda dengan pakaian adat wanita yang sangat rumit dengan banyak kelengkapannya, pakaian adat laki-laki Sulawesi Barat khas Suku Mandar terbilang begitu simpel. Pria mengenakan jas tertutup warna hitam yang berlengan panjang. Atasan ini dipadukan dengan celana panjang dan kain sarung yang dililitkan di pinggang sebagai bawahan. Simpelnya pakaian laki-laki ini melambangkan bahwa laki-laki suku Mandar haruslah gesit dalam bekerja dan bertindak. 

Demikianlah ulasan mengenai ragam pakaian adat Sulawesi Barat khas suku Mandar. Semoga dapat bermanfaat untuk menambah wawasan budaya Nusantara kita. Terima kasih.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-adat-sulawesi-barat-khas-mandar.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Jumat, 05 Agustus 2016

Pakaian Adat Papua, Gambar, Nama, dan Penjelasannya

Di antara 34 pakaian adat tradisional dari provinsi yang ada di Indonesia, pakaian adat Papua adalah salah satu yang paling unik dan menarik. Pakaian ini dikatakan unik karena memiliki model dan desain yang etnik. Selain itu, cara pembuatannya yang masih sangat sederhana dari bahan-bahan alami tanpa sentuhan modernisasi juga menambah kekhasannya tersendiri dibanding pakaian adat daerah lain di

Kamis, 04 Agustus 2016

Pakaian Adat Bali Pria dan Wanita, Gambar, beserta Penjelasannya

Pakaian adat Bali - Di seluruh dunia, Bali dikenal dengan julukan Pulau Dewata. Julukan ini diberikan bukan tanpa alasan. Selain karena keindahan panorama alamnya yang nyaris seperti surga, julukan tersebut diberikan juga karena masyarakat Bali sangat kuat dalam memegang erat budaya nenek moyangnya. Meski ratusan ribu orang datang untuk berkunjung setiap tahun, masyarakat Bali tak pernah mengenal

Rabu, 03 Agustus 2016

5 Pakaian Adat Kalimantan : Kalimantan Barat, Tengah, Timur, Selatan, dan Utara

Pakaian Adat Kalimantan - Pulau seribu sungai. Itulah sebuah julukan yang disematkan pada pulau Kalimantan oleh banyak orang. Julukan ini bukan tanpa sebab. Di kalimantan, kita memang akan dengan mudah menemukan sungai-sungai di setiap sudut wilayahnya. Ada yang berukuran kecil, sedang, besar, hingga sangat besar seperti sungai Mahakam, sungai Barito, dan sungai Kapuas.





(

34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 3

Artikel ini adalah bagian ketiga dari artikel 34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya. Di artikel ini akan dibahas secara khusus pakaian adat dari Provinsi yang ada di Pulau Kalimantan.





(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});



Pakaian Adat Indonesia
Untuk diketahui, saat ini Pulau Kalimantan secara administratif telah terbagi menjadi

34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 2

Artikel ini adalah bagian kedua dari artikel 34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya. Jika di artikel sebelumnya kita telah membahas tentang pakaian-pakaian dari suku-suku di Provinsi Sumatera, di artikel kali ini kita akan mengulas tentang pakaian adat dari provinsi-provinsi di Pulau Jawa.





(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});



Selasa, 02 Agustus 2016

Pakaian Adat Kalimantan Utara, Nama, Gambar dan Penjelasannya

Pakaian Adat Kalimantan Utara - Provinsi Kalimantan Utara memang baru berdiri 25 Oktober 2012 lalu, namun hal ini bukan berarti bahwa masyarakat asli yang mendiami wilayah provinsi ini tertinggal dalam segi budaya. Suku Dayak Kenyah dan sub suku Dayak lainnya yang menjadi suku mayoritas di provinsi Kalimantan memberikan kontribusi terhadap seni dan budaya yang terpupuk dalam kehidupan masyarakat

Senin, 01 Agustus 2016

34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya

Indonesia adalah negeri yang kaya. Bukan hanya dari limpahan sumber daya alamnya yang luar biasa, Indonesia dikatakan kaya melainkan juga karena warisan budaya dari suku-suku yang menjadi penghuninya. Budaya Indonesia adalah budaya yang tersusun atas lebih dari 1.340 suku bangsa yang saling berbeda tapi tetap satu jua.

Salah satu bentuk nyata budaya Indonesia dapat kita temukan dari beragam

5 Pakaian Adat Betawi, Nama, Gambar, dan Penjelasannya

Pakaian Adat Betawi DKI Jakarta - Meski secara historis suku Betawi bukanlah suku asli DKI Jakarta, kebudayaan dan adat istiadat dari suku ini semenjak dahulu terlanjur telah dikenal luas sebagai simbol atau ikon budaya Jakarta. Ondel-ondel, kerak telor, gambang kromong merupakan beberapa contoh budaya betawi yang tentu tidak akan bisa dilepaskan dari Jakarta sebagai identitasnya di kancah

Minggu, 31 Juli 2016

7 Pakaian Adat Kalimantan Timur suku Dayak dan Kutai beserta Penjelasannya

Pakaian Adat Kalimantan Timur - Suku Dayak dan Kutai adalah dua entitas terbesar dalam budaya masyarakat Provinsi Kalimantan Timur. Suku Dayak dan Kutai juga merupakan suku asli dari Provinsi yang beribukota di Samarinda ini. Karena kedua hal inilah, tak heran jika kemudian kebudayaan kedua suku inilah yang menjadi ikon utama wisata budaya Kalimantan Timur.





(adsbygoogle =

Sabtu, 30 Juli 2016

4 Pakaian Adat Kalimantan Selatan khas Banjar

4 Pakaian Adat Kalimantan Selatan khas Banjar


Seni Budaya Indonesia │ Suku Banjar merupakan suku mayoritas yang mendiami daerah provinsi Kalimantan Selatan. Dari total populasi penduduknya yang berjumlah sekitar 3,7 juta jiwa, masyarakat suku Banjar menempati urutan pertama dengan jumlah 74%-nya.

Sebagai suku mayoritas sekaligus suku asli Kalimantan Selatan, kebudayaan dari suku Banjar menjadi suatu ikon utama kebudayaan Kalimantan Selatan di kancah nasional. Salah satu peninggalan budaya tersebut misalnya adalah beragam jenis pakaian adatnya.

Pakaian adat Kalimantan Selatan Sedikitnya ada 4 jenis pakaian adat Kalimantan Selatan yang hingga kini masih tetap lestari dalam kehidupan masyarakat suku Banjar. Keempat pakaian adat tersebut masing-masing memiliki nama antara lain Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut, Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari, Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan, dan Pangantin Babaju Kubaya Panjang. Gambar dan keterangan dari pakaian adat tersebut akan dijelaskan sebagaimana berikut. 

1. Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut 

Bagajah Gamuling Baular Lulut adalah baju adat Kalimantan Selatan yang modelnya sangat dipengaruhi budaya Hindu pada masa silam. Pakaian ini dikenakan oleh para pengantin di upacara adat pernikahannya. Nuansa hindu sangat kental terasa dengan penggunaan kemben yang disebut udat oleh para mempelai wanita. Selain itu, rangkaian bunga melati yang bernama karang jagung juga semakin menambah kecantikan dan keanggunan pemakainya. 

2. Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari

Busana dan aksesori yang terasa begitu mewah meliputi kesakralan pasangan penganten adat Banjar ini. Seperti nama busana yang artinya bersinar layak matahari, pasangan pengantin pun terlihat gemerlap dalam balutan busana yang diciptakan sekitar abad 17 ini. Busana pengantin Banjar yang dipengaruhi budaya Hindu dan Jawa menjelang masuknya Islam di Indonesia ini terlihat begitu istimewa dengan taburan payet mengkilau. Tak ketinggalan aksesori keemasan seperti kalung, cikak, kalung kebun raja, anting beruntai panjang kilat bahu, gelang, cincin, gelang kaki dan selop bersulam benang emas. Ditambah roncean bogam penghias kepala, menjadi perpaduan indah yang mampu menonjolkan kecantikan pengantin Banjar. 

3. Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan 

Perpaduan nuansa Timur Tengah dan Negeri Tirai bambu membawa pembauran yang unik. Itulah yang terlihat dari pakaian adat Kalimantan Selatan khas busana pengantin Banjar yang diperkenalkan pada abad 19 ini. Warna-warninya yang khas, dengan detail menawan menjadikan busana adat Banjar ini tampil berbeda dari pendahulunya yakitu Bagajah Gamuling dan Baamar Galung. Busana pengantin pembauran terlihat jelas dari bentuk baju mempelai pria dan wanita. Pengantin pria menggunakan kopiah alpe, baju gamis, dan jubah yang lekat pengaruh pedagang Gujarad yang membawa Islam ke Indonesia. Sedangkan kebaya lengan panjang gaya cheong sam yang membalut mempelai wanita lengkap dengan rok pias bersulam dan bertabur manik dan mote dipengaruhi dari budaya negeri Tirai Bambu yang dibawa para pedagang dataran Tiongkok yang datang ke Indonesia pada masa itu. Kemilau aksesori yang menghiasi kedua mempelai yang memperindah penampilan tak luput dari sentuhan nuansa kedua negeri tersebut. Seperti tusuk konde bentuk Laa (Arab), tusuk burung Hong, sanggul bulat dari kiri ke kanan yang disebut galung paginan untuk 1sem wanita. Sedangkan pada pria kopiah alpe dengan tinggi 15 cm dibalut sorban. Baca Juga : Pakaian Adat Kalimantan Tengah 

4. Pangantin Babaju Kubaya Panjang 

Dalam perkembangannya, pakaian adat Kalimantan Selatan khas pengantin Banjar ini juga masih tetap lestari. Pasangan mempelai pun masih menggunakan busana adat ini untuk tampil menerima restu dari sanak famili. Baamar Galung Pancaran Matahari memang menjadi yang paling popular dan digemari. Namun busana adat ini pun tak luput dari sentuhan mode masa kini tapi tetap tidak meninggalkan pakem dan keindahan alami adat yang berlaku. Seperti pada busana adat yang asli menggunakan baju poko untuk mempelai wanita, dengan menyesuaikan karakter si pemakai juga sentuhan Islami dalam masyarakat Banjar, kerap diganti dengan busana kebaya panjang. Bahkan juga dilengkapi dengan jilbab tetapi tetap dihiasi dengan amar atau mahkota serta aksesori lainnya. Nah, demikianlah sekilas pembahasan mengenai jenis-jenis pakaian adat Kalimantan Selatan beserta penjelasannya. Dilihat dari gambar-gambar model yang menggunakannya, pakaian adat ini tampaknya begitu elegan dan penuh nuansa keunikan. Jika Anda kebetulan adalah bujang gadis suku Banjar, tentu sangat disayangkan jika Anda melewatkan pernikahan Anda tanpa mengenakan salah satu baju adat di atas. 

Semoga bermanfaat. 

Sumber: adat-tradisional.blogspot.com

Jumat, 29 Juli 2016

Pakaian Adat Sumatera Barat (Padang) dari Minangkabau dan Penjelasannya

Pakaian Adat Sumatera Barat (Padang) dari Minangkabau dan Penjelasannya

Seni Budaya Indonesia │ Pakaiaan adat khas Minangkabau Sumatra Barat sangatlah feminim bila dilihat dari sudut busananya. Pakaian Khas Sumatra Barat di bagi menjadi dua yaitu : Pakaian Tradisional dari Minangkabau dan Pakaian Bundo Kanduang. Seorang bundo kandung mengenakan tengkuluk tanduk atau tengkuluk ikek sebagai penutup kepala. Bahannya berasal dari kain balapak tenunan Pandai Sikat Padang Panjang. 

Bentuknya seperti tanduk kerbau dengan kedua ujung runcing berumbai dari emas atau loyang sepuhan. Pemakaian tengkuluk ini melambangkan bahwa perempuan sebagai pemilik rumah gadang.Seorang wanita yang telah diangkat menjadi bundo kanduang (bunda kandung) memegang peranan penting dalam kaumnya. Tidak semua wanita dapat menjadi bundo kandungan. Ia haruslah orang yang arif bijaksana, kata-katanya didengar, pergi tempat bertanya dan pulang tempat berita. Ia juga merupakan peti ambon puruak , artinya tempat atau pemegang harta pusaka kaumnya. Oleh karena itu memiliki pakaian adat yang berbeda dengan wanita lainnya. Seperti juga pada pakaian penghulu, masing-masing daerah adat di Minangkabau memiliki variasinya masing-masing. Tetapi umumnya kelengkapan pakaian bundo kanduang terdiri dari tengkuluk, baju kurung, kain selempang, kain sarung, dan berhiaskan anting-anting serta kalung.

Pakaian Adat Minangkabau sebagai Pakaian Pengantin

Pakaian adat merupakan pelengkap bagi sebuah pernikahan adat, beberapa tradisi di Indonesia tetap memegang teguh pakain adat ini untuk nantinya diwariskan kepada anak cucunya. Kita ketahui bersama bahwa suku di Indonesia sangat beragam, oleh karena itu pernikahanadat.blogspot.com akan berusaha mencari dan membantu para calon pengantin yang ingin mengetahui tentang busana pernikahan adat di daerahnya.

Pakaian Minangkabau sebagai Pakaian Pengantin

Dalam alek di minangkabau pada umumnya pengantin wanita menggunakan suntiang. Suntiang adalah hiasan kepala pengantin perempuan di Minangkabau atau Sumatra Barat. Hiasan yang besar warna keemasan atau keperakan yang khas itu, membuat pesta pernikahan budaya Minangkabau berbeda dari budaya lain di Indonesia. Perempuan minangkabau mesti bangga dengan budaya minangkabau, terutama soal pakaian pengantin. secara turun temurun, busana pengantin Minangkabau sangat khas, terutama untuk perempuannya, yaitu selain baju adat-nya baju kurung panjang dan sarung balapak, tak ketinggalan sunting.

Sedangkan untuk hiasan kepala sebenarnya beragam bentuknya. Saat ini, hiasan kepala "Suntiang Kambang” asal Padang Pariaman lah yang di lazim digunakan di Sumatera Barat. Padahal ada banyak bentuk hiasan kepala, ada yang berupa sunting Pisang Saparak (Asal Solok Salayo), Sunting Pinang Bararak(Dari Koto nan Godang Payakumbuh), Sunting Mangkuto (dari Sungayang), Sunting Kipeh (Kurai Limo Jorong), Suntiang Sariantan (Padang Panjang), Suntiang Matua Palambaian, dll.

Tidak hanya sunting, di beberapa daerah juga mengenakan Tikiluak Tanduak dengan beragam bentuk, seperti tikuluak tanduak batipua, tanduak lilik (payakumbuh), Tanduak Balenggek dari Sungayang, Tanduang dari Lintau Buo, termasuak Tikuluak Kecubung dari Magek. Dan ada yang hanya berupa kain yang di lekapkan ke kepala, yaitu tengkuluk khusus yang disebut talakuang serta baju kurung yang disebut Batabue atau Bertabur, seperti di Koto Gadang. Sayangnya, beragam hiasan tersebut sudah jarang digunakan. Disamping karena ketidak laziman juga karena ketidak tahuan kita. Sehingga, hanya Suntiang Gadang lah yang dianggap betul-betul baju Anak Daro di Minangkabau.

Suntiang sendiri dirangkai menggunakan kawat ukuran satu perempat yang dipasang pada kerangka seng aluminium seukuran kepala. Pada kawat itu dipasang sedikitnya lima jenis hiasan. Kelima hiasan itu dinamakan suntiang pilin, suntiang gadang, mansi-mansi, bungo, dan jurai-jurai. Besarnya sebuah suntiang diukur dengan jumlah mansi atau kawat. Suntiang paling besar ukurannya 25 mansi, kemudian 23 mansi, dan 21 mansi yang paling umum dipakai saat ini. Suntiang yang dibuat juga dibagi tiga jenis berdasarkan bahan. Yang lebih berat dan mahal yang masih dibuat saat ini terbuat dari mansi padang (sejenis seng aluminium kuningan). Kemudian mansi kantau atau biasa, dan yang sekarang mulai banyak dipakai, terutama untuk pelajar, suntiang dari plastik yang jauh lebih ringan. Tapi yang paling bagus sebaiknya nanti dibuat dari titanium, sayangnya masih mahal.

Suntiang tidak terlepas dari perangkatan pakaian limpapeh Rumah nan Gadang di Minangkabau. Suntiang ini dipakai oleh anak gadis yang berpakaian adat maupun oleh pengantin wanita. Mengenai jenis dan nama suntiang ini berbagai ragam. Secara garis besar jenis suntiang ini adalah sbb :
  1.  Suntiang bungo pudieng (suntiang berbunga puding)
  2.  Suntiang pisang saparak (suntiang pisang sekebun)
  3.  Suntiang pisang saikek (suntiang pisang sesisir)
  4.  Suntiang kambang loyang (suntiang pisang sesisir)

Dari segi ikat (dandanan) dengan segala variasinya suntiang ini dapat pula dibedakan, suntiang ikat pesisir, suntiang ikat Kurai, suntiang ikat Solok Selayo, suntiang ikat Banuhampu Sungai Puar, suntiang ikat Lima Puluh Kota, suntiang ikat Sijunjung Koto Tujuh, suntiang ikat Batipuh X Koto, suntiang ikat Sungayang, dan Lintau Buo.

Suntiang ikat bungo pudieng banyak dipakai didaerah Batipuh Tanah Datar. Suntiang pisang separak banyak dipakai didaerah Luhak Lima Puluh Kota, Solok, Sijunjung Koto Tujuh, dan Sungai pagu. Suntiang pisang sasikek banyak dipakai di daerah Pesisir. Suntiang kambang loyang banyak dipakai di daerah lain.

Untuk baju, Minangkabau hanya mengenal dua jenis baju, yaitu baju kurung basiba dan baju kurung melayu (kebaya panjang). Baju ke dua ini lazim digunakan di daerah psisir barat, parang dan pariaman. Demikian juga halnya dengan warna, baju adat MinangKabau punya warna-warna pakem yang menjadi ciri khasnya. baju kurung warna merah dan gold sebagai ciri daerah Padang dan warna hitam sebagai ciri daerah Solok.

Baju-baju adat MinangKabau yang biasanya adalah semacam baju kurung yang longgar (tidak ketat), tebal (tidak transparan, tidak menerawang, tidak tembus pandang), sopan, tertutup mulai dari leher sampai ke mata kaki dan dihiasi dengan tutup kepala yang bentuknya beraneka ragam sesuai dengan daerah asal yang lebih spesifik. Oleh karena baju adat minangkabau yang cenderung tertutup, longgar dan tidak transparan ini, maka sangat mudah memadukannya dengan jilbab tanpa menghilangkan unsur budaya aslinya.

Perlengkapan pakaian adat Limpapeh Rumah Nan Gadang dibuat oleh orang Minangkabau sendiri. Ada daerah yang cukup terkenal dengan pandai sulam ini di Minangkabau seperti Padang, Pariaman, Tanjung Sungayang, Batipuh Bunga Tanjung, Koto Gadang, Payakumbuh. Sedangkan Pandai Sikat terkenal dengan tenunan kain upieh (kain balapak). Bukittinggi terkenal sebagai tempat penjual suntiang dalam berbagai bentuk dan ukuran. Umumnya biro tata rias anak daro di seluruh Sumatera Barat, bahkan di luar provinsi itu, termasuk Jakarta membeli suntiang ke toko-toko di Bukittinggi. Tapi, suntiang sendiri sebenarnya dibuat sekelompok perajin di Kampung Pisang, Kecamatan Empat Koto, Kabupaten Agam. Sayang, hal ini tak banyak diketahui orang.

Makna Simbolik yang Terkandung dalam Busana Adat Minangkabau :

1. Busana Bagian Atas

Tengkuluk tanduk atau tengkuluk ikek adalah penutup kepala yang terbuat dari kain balapak. Perlengkapan ini bentuknya seperti tanduk (runcing) yang berumai emas atau loyang sepuhan. Makna simbolik dari perlengkapan ini adalah kepemilikan rumah gadang. Artinya, orang yang mengenakannya adalah bundo kanduang (pemilik suatu rumah gadang).

2. Busana Bagian Tengah

Baju kurung dengan warna hitam, merah, biru, atau lembayung yang dihiasi dengan benang emas dan tepinya diberi minsai bermakna simbolik, terutama minsai-nya, bahwa seorang bundo kanduang dan kaumnya harus mematuhi batas-batas adat dan tidak boleh melanggarnya. Sementara, balapak yang diselempangkan dari bahu kanan ke rusuk kiri bermakna simbolik bahwa seorang bundo kanduang bertanggung jawab melanjutkan keturunan.

3. Busana Bagian Bawah

Kain sarung (kodek) balapak bersulam emas bermakna simbolik kebijaksanaan. Artinya, seorang bundo kanduang harus dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya, sebagaimana yang diibaratkan oleh pepatah “memakan habis-habis, menyuruk (bersembunyi) hilang-hilang”.

4. Perhiasan

Selain pakaian ada pula beberapa perhiasan atau aksesoris yang digunakan oleh bundo kanduang. Perhiasan tersebut terdiri dari seperangkat kaluang (kalung) yang terdiri dari sembilan macam bentuk, seperangkat gelang dan cincin yang juga terdiri dari bermacam bentuk. Perhiasan-perhiasan tersebut pada umumnya terbuat dari bahan emas dan batu alam. Perhiasan seperti seperangkat kaluang dan galang serta cincin memiliki perbedaan yang khusus jika dibandingkan dengan perhiasan wanita pada umumnya, sebab merupakan simbol-simbol yang mengandung norma-norma dan nilai-nilai yang dapat digunakan sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Jadi, dapat dikatakan bahwa perhiasan yang dikenakan oleh bundo kanduang tidak hanya berfungsi untuk memperindah penampilan, melainkan juga memiliki makna tertentu yang terkait dengan adat istiadat Minangkabau. Kalung dan gelang tersebut hanya dipakai pada saat dilaksanakan upacara adat dimana bundo kanduang hadir dengan segala kebesarannya sebagai seorang pemimpin adat. Berikut ini adalah beberapa macam perhiasan (kalung, gelang dan cincin) yang biasa digunakan oleh bundo kanduang di dalam melaksanakan upacara adat.

Nilai Luhur yang terkandung dalam Pakaian Adat Minangkabau

Fungsi busana bagi seseorang tidak hanya sekedar sebagai pelindung tubuh dari cuaca dingin dan teriknya sinar matahari, tetapi juga mempunyai fungsi lain dalam struktur sosial suatu masyarakat. Dari busana yang dikenakan oleh seseorang dapat diketahui status sosial orang yang bersangkutan dalam masyarakatnya. Pada masyarakat Minangkabau misalnya, busana adat yang dikenakan oleh para pemangku adat (datuk dan sutan) berbeda dengan orang kebanyakan, sehingga orang mengetahui secara persis status sosial si pemakainya. Demikian juga busana yang dikenakan oleh bundo kanduang berbeda dengan perempuan kebanyakan. Busana yang dikenakan oleh bundo kanduang juga tidak hanya sekedar busana, tetapi di baliknya ada makna simbolik yang sarat dengan nilai-nilai yang pada gilirannya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan. Nilai-nilai itu adalah: kepimpinan, keteguhan dan kebertanggung-jawaban, kebijaksanaan, kehematan, kerja keras, ketauladan, ketaqwaan, pengayoman, dan ketaatan.

Nilai kepemimpinan tercermin dalam makna simbolik penutup kepala disebut tengkuluk tanduk atau tengkuluk ikek. Penutup kepala ini adalah sebagai simbol seorang pemimpin dalam rumah gadang.

Nilai keteguhan dan kebertanggung-jawaban tercermin dalam makna simbolik minsai dan balapak. Minsai adalah simbol bahwa seorang bundo kandung dan kaumnya tahu persis tentang adat dan tidak boleh melanggarnya. Sedangkan, balapak adalah simbol penerus keturunan. Artinya, seorang bundo kandung bertanggung jawab melanjutkan keturunan.

Nilai kebijaksanaan tercermin dalam makna simbolik kain sarung (kodek) balapak bersulam emas, yaitu seorang bundo kanduang harus dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya. Sedangkan, nilai kehematan tercermin dalam makna simbolik dukuah nasura, yaitu orang hidup mesti dapat menerapkan sikap mental hemat.

Nilai kerja keras tercermin dalam makna simbolik dukuah palam, yaitu hidup tidak boleh menyerah (pasrah) tetapi harus berpikir, berbuat dan berjuang untuk memperoleh sesuatu demi kesejahteraan manusia.

Nilai ketauladanan tercermin dalam makna simbolik dukuah uang dukat, yaitu bundo kandung merupakan cermin seorang perempuan Minangkabau yang dapat menjadi pengayom bagi kaumnya dalam menjalani kehidupan.

Nilai ketaqwaan tercermin dalam makna simbolik: dukuah rago-rago, dukuah pinyaram, kaban ketek, kaban manangah dan Kaban gadang, Rukun Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap orang Minangkabau, khususnya yang menganut agama Islam.

Nilai pengayoman tercermin dalam makna simbolik galang ula tigo balik, yaitu paga diri yang berguna untuk melindungi seluruh anak kemenakan (kaum) bundo kanduang. Artinya, seorang bundo kanduang diharapkan dapat melindungi nagarinya dari kerusakan atau kekacauan.

Nilai Ketaatan tercermin dalam makna simbolik galang gadang, yaitu sebagai pamagar (pagar). Artinya, semua tindakan atau tugas yang dilaksanakan oleh bundo kanduang harus sesuai dengan aturan adat dan disetujui oleh mamak atau panghulu.

Semoga bermanfaat.

Terima kasih.

Sumber : kelompokbudaya.blogspot.co.id, alatmusiktradisional.com, id.wikipedia.org

Kamis, 28 Juli 2016

Pakaian Adat Kepulauan Riau, Keunikan, Gambar, dan Penjelasannya

Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi baru hasil pemekaran daerah provinsi Riau yang terbentuk pada 24 September 2002 lalu. Kendati terbilang baru, kebudayaan masyarakat asli provinsi ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang peta perdagangan dunia. Letak daerahnya yang sangat strategis dalam jalur pelayaran pada masa silam membuat provinsi ini memiliki budaya yang sangat beragam hasil

Rabu, 27 Juli 2016

Pakaian Adat Bangka Belitung, Gambar, dan Penjelasannya

Provinsi Bangka Belitung adalah sebuah provinsi kepulauan yang terletak di sekitar selat Malaka. Provinsi yang baru berdiri pada 9 Februari 2001 lalu ini terdiri atas 470 pulau dengan 2 pulau besar yang sangat terkenal, yaitu pulau Bangka dan pulau Belitung. Letaknya yang sangat strategis dalam jalur perdagangan laut di masa silam membuat akulturasi budaya masyarakat Bangka Belitung dengan

Selasa, 26 Juli 2016

Pakaian Adat NTB, Nusa Tenggara Barat dan Penjelasannya

Nusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di gugusan kepulauan Nusa Tenggara yang terdiri atas beberapa pulau kecil. Di antara pulau-pulau tersebut, ada 2 pulau yang berukuran paling besar yaitu pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Pulau Lombok dihuni mayoritas oleh suku Sasak sementara pulau Sumbawa dihuni oleh mayoritas suku Bima. Nah, ketika akan membahas pakaian adat NTB atau Nusa Tenggara Barat,

Senin, 25 Juli 2016

Pakaian Adat Maluku Utara, Gambar, dan Penjelasannya

Pakaian Adat Maluku Utara - Maluku Utara adalah provinsi yang baru terbentuk pada 4 Oktober 1999 lalu. Provinsi ini memisahkan diri dari Provinsi Maluku melalui otonomi daerah dan menjadikan kota Sofifi sebagai ibukotanya.

Di provinsi ini tinggal beragam suku bangsa dengan budayanya masing-masing. Adapun jika ditilik dari sejarahnya, di wilayah Maluku Utara pada masa silam berdiri 2 kerajaan